METODE
INDUKTIF
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan
pernyataan pernyataan hasil observasi dalam suatu pernyataan yang lebih umum
dan menurut suatu pandangan yang luas diterima, ilmu-ilrnu empiris ditandai
oleh metode induktif, disebut induktif bila bertolak dari pernyataan tunggal
seperti gambaran mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai pada
pernyataan pernyataan universal.
David Hume telah membangkitkan pertanyaan mengenai
induksi yang membingungkan para filosof dari zamannya sampai sekarang. Menurut
Hume, pernyataan yang berda observasi tunggal betapapun besar jumlahnya, secara
logis tak dapat menghasilkan suatu pernyataan umum yang tak terbatas. dalam
induksi setelah diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan ha-hal lain,
seperti ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanasi juga akan mengembang,
bertotak dari teori ini kita tahu bahwa logam lain yang kalau dipanasi juga
akan mengambang. Dari contoh di atas bisa diketahui bahwa induksi tersebut
memberikan suatu pengetahuan yang disebut juga dengn pengetahuan sintetik.
Penalaran induktif berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada
suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,
instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala
terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan
selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran
deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya
listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan
daya listrik untuk beroperasi.
· METODE
DEDUKTIF
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data-data
empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam
metode deduktif ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan
itu sendiri. Ada bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut
mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain
dan ada pengujian teori dengan jalan rnenerapkan secara empiris
kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat
membuktikan kebenaran teori-teori dari kebenaran pernyataan-pernyataan yang
bersifat tunggal. Tidak pernah dia menganggap bahwa berkat
kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan teori ini dapat dikukuhkan
sebagai benar atau bahkan hanya mungkin benar, sebagai contoh, harga akan
turun. Karena penurunan beras besar. maka harga beras akan turun.
Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan
melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup
mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik
generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan
persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala
merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan
generalisasi.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
· KORELASI PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara
berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat
dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak
terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan
fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah
kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling
mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan
kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif
tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking
atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu
adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat
dalam menalar dapat dipenuhi.
-
Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu
yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
-
Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak,
untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam
penalaran berbentuk bahasa sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah
abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah
kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.